HADAPI PEMANASAN GLOBAL, UNESA KOMITMEN WUJUDKAN ECO - CAMPUS

Pemanasan global dan perubahan iklim sudah menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan, berbagai fenomena alam yang cenderung mengalami penyimpangan seperti panas ekstrim berkepanjangan, intensitas curah hujan, banjir dan angin ribut. Untuk mengahadapi hal itu, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) berkomitmen mewujudkan kampus yang berwawasan lingkungan (Eco-Campus).
"Di tengah maraknya polusi dan isu pemanasan global (global warming), Universitas Negeri Surabaya tidak tinggal diam. Sebagai lembaga pendidikan yang dihuni para intelektual, sudah semestinya Unesa berpartisipasi dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Salah satunya dengan mewujudkan kampus berwawasan lingkungan (Eco-Campus)," kata Pembantu Rektor II, Unesa Tri Wrahatnolo, Senin (16/2).
Ia mengungkapkan kini Unesa telah membentuk tim Eco Campus yang nantinya bertugas merancang, melaksanakan dan mengawasi program ini. Ada tujuh orang yang menjadi anggota tim diantaranya Dadang ditunjuk sebagai Divisi Transportasi, Winarsih sebagai divisi Sampah, Asri Wijiastuti sebagai Divisi Air, Djuli Djatiprambudi sebagai Devisi Estetika Lingkungan, Wisanti sebagai Divisi Hutan Kota dan Keanekaragaman Hayati, Dwi Heru Sutjahjo sebagai Divisi Energi, dan Hendra sebagai Divisi Master Plan.
Kepala Humas Unesa Suyatno mengungkapkan kebijakan kampus untuk merawat dan mengembangkan lingkungan merupakan keputusan tepat. Kontribusi perguruan tinggi tidak hanya mencetak ilmuan dan akademisi namun juga ikut serta menjaga lingkungan agar tetap asri dan hijau. "Sudah waktunya Unesa berkultur Eco-Campus dalam menjalankan tugas pendidikan di negeri ini. Untuk itu, program Eco-Campus yang digulirkan teramat tepat untuk saat ini," jelasnya.
Seperti diketahui, Eco-Campus merupakan refleksi dari keterlibatan seluruh civitas akademika yang berada dalam lingkungan kampus agar selalu memperhatikan aspek kesehatan dan lingkungan di sekitarnya. Beberapa indikator terciptanya eco-campus antara lain adanya kebijakan manajemen kampus yang berorientasi pada pengelolaan lingkungan, adanya upaya penghematan air, kertas, dan listrik.
Selanjutnya, terdapat penghijauan untuk mencapai proporsi ideal Ruang Terbuka Hijau (RTH), tersedianya gedung ramah lingkungan, terpeliharanya kebersihan dan kenyamanan lingkungan, terciptanya kampus tanpa rokok dan bebas polusi, pendidikan lingkungan bagi mahasiswa, serta adanya kepedulian dan keterlibatan seluruh elemen civitas akademika dalam budaya peduli lingkungan.
Untuk mencapai indikator-indikator komprehensif tersebut, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Surabaya dalam definisi Eco Campus menilai diperlukan perubahan pola pikir seluruh civitas akademika dalam menyikapi dan memberlakukan lingkungan secara benar merupakan langkah awal yang perlu terus diupayakan.
Share It On: